Kamis, 14 Februari 2013

Pil KB/kontrasepsi oral


Banyak cara untuk menghindari terjadinya kehamilan pada dasawarsa sekarang ini. Biasanya masing2 wanita memiliki alasan tersendiri dalam memilih jenis alat penunda kehamilannya, hal ini tergantung pada kondisi wanita itu sendiri, kenyamanan dan keadaan ekonomi yang mendukung.

Kali ini saya ingin membahas tentang pil KB dan cara kerja pil KB bagi wanita yang ingin menunda atau menghindari kehamilan.

Kontrasepsi oral atau yang biasa dikenal dengan pil KB, merupakan sebuah keajaiban kimia modern. Obat ini merupakan obat pengendali kehamilan yang paling populer di Amerika Serikat. Lebih dari 11 juta perempuan melaporkan menggunakannya pada tahun 2002 [Sumber: CDC]. Saat ini penggunaan pil kontrasepsi sudah dapat diterima oleh banyak kalangan karena selain terjangkau obat ini juga dapat diandalkan. Namun demikian adalah wajar jika penggunaan pil ini harus dibatasi, mengingat terjadinya penggunaan yang salah dari obat ini.

Penggunaan pil ini cukup mudah, hanya dengan meminum satu pil KB pada waktu yang sama setiap hari selama 21 hari. Kemudian dilanjutkan dengan pil plasebo ( biasanya memiliki warna yang berbeda dengan pil KB) hal ini dimaksudkan untuk menjaga rutinitas konsumsi obat setiap hari) atau anda dapat memilih untuk tidak meminum plasebo selama tujuh hari masa haid. 

Kekurangan dari kontrasepsi oral adalah, masih bisa terjadi kehamilan selama memengkonsumsi obat ini dan beberapa wanita merasakan efek samping yang sangat tidak menyenangkan sehingga mereka harus beralih di antara berbagai jenis pil atau berhenti minum sama sekali.

Berikut adalah cara kerja pil kontrasepsi yang bisa kita pelajari bersama.

Pil KB memiliki efek untuk menghindari terjadinya kehamilan dengan cara mengontrol siklus menstruasi lewat perubahan kadar hormon di dalam tubuh. 

Pertama, mari kita lihat siklus menstruasi. Meskipun lamanya siklus dapat bervariasi antara wanita yang satu dengan yang lain, siklus menstruasi umumnya 28 hari dan mengikuti beberapa tahap dasar yang semua dipicu oleh pelepasan hormon yang berbeda.

Pertama, kelenjar pituitari mengirimkan follicle stimulating hormone (FSH). Seperti namanya, FSH merangsang folikel untuk tumbuh. Folikel ini berfungsi melepaskan hormon estrogen, yang memicu reaksi berantai. Estrogen memicu pituitary gland untuk mengeluarkan gonadotropin releasing hormon (GnRH), yang pada gilirannya memicu peningkatan sekresi hormon luteinizing (LH). Umumnya, salah satu folikel ovarium mendominasi yang lain dalam ukuran dan pertumbuhan. Estrogen dan LH terus meningkat, yang mendorong rahim untuk membentuk endometrium, yaitu lapisan rahim yang menebal, sehingga menyebabkan perubahan dalam  mucus vagina yang nantinya membuat lingkungan yang lebih baik untuk sperma berkembang.

Meningkatnya kadar LH menyebabkan pematangan folikel di ovum, sementara folikel yang telah tua akan meluruh. Telur akan dikeluarkan dari indung telur (proses ini disebut ovulasi) dan memasuki tuba falopi. Jika  tidak terjadi pembuahan, maka telur akan meluruh. Tapi jika dibuahi, maka telur yang dibuahi di tuba falopi ini akan bergerak ke bawah ke dalam rahim dan bertumbuh di endometrium. Setelah telur dilepaskan, sebuah struktur di ovarium dikenal sebagai korpus luteum akan menghasilkan hormon progesteron dan estrogen. Hormon ini membantu endometrium layak untuk didiami oleh telur dan membantu perkembangan telur di dalam rahim.

Jika diatas kita sudah membahas tentang proses yang terjadi di dalam siklus menstruasi, maka kini kita lihat proses apa yang dilakukan oleh kontrasepsi oral.

 photo banner-liburan-160x600.gifHormon yang ada dalam pil, yaitu progestin (bentuk sintetis progesteron) dan estrogen akan mengurangi pelepasan GnRH, dan melepas FSH dan LH. Peristiwa ini membatasi folikel untuk bertumbuh, dan akhirnya telur yang matang akan terlepas dari indung telur. Jadi hormon sintetis ini membuat ovarium berpikir bahwa  telur telah dikeluarkan. Endometrium dalam rahim masih terus berkembang yang akhirnya akan dilepaskan, hal ini disebut periode 'withdrawal' yaitu reaksi tubuh untuk kembali ke siklus hormon normal. Korpus luteum tidak bisa tumbuh kecuali indung telur telah mengeluarkan sel telur. Progestin  juga membuat sperma sulit untuk masuk tuba falopi karena adanya lendir tebal pada vagina.

Sebenarnya pil KB tidak benar-benar berhenti mengeluarkan GnRH atau hormon lain, terbukti dengan terjadinya kehamilan pada beberapa wanita yang juga mengkonsumsi pil ini. Biasanya hal ini terjadi karena mereka tidak meminum pil pada waktu yang sama setiap hari atau tidak meminumnya setiap hari. Secara umum, pil harus diambil secara konsisten dan teratur untuk mempertahankan keseimbangan hormon yang benar.  Selain itu ada sejumlah kecil perempuan, dimana hormon mereka sendiri tidak bisa menerima hormon sintetis yang ada dalam pil sehingga masih bisa terjadi kehamilan. Di antara wanita yang mengkonsumsi obat ini dengan benar, biasanya memiliki tingkat kegagalan pil 0,3 persen [Sumber:  teknologi kontrasepsi].

Ada tiga jenis pil kontrasepsi oral yaitu dalam bentuk kombinasi, hanya progestin dan sediaan extended-release. Pil kombinasi salah satu yang paling sering digunakan, tetapi pil yang hanya mengandung progestin bisa menjadi pilihan yang lebih baik untuk beberapa wanita yang sedang menyusui, misalnya, karena tidak bisa minum pil yang mengandung estrogen yang bisa mempengaruhi pasokan susu mereka.

Pil yang mengandung progestin saja biasanya mencegah kehamilan dalam dua cara yaitu membuat endometrium terlalu tipis untuk menerima telur yang dibuahi dan membuat  lendir vagina terlalu tebal sehingga sulit bagi sperma untuk mencapai sel telur. Inilah kekurangan dari kontrasepsi oral progestin jika dibanding dengan yang kombinasi, dan wanita yang meminum obat ini lebih cenderung mengalami bercak. Kandungan keseluruhan obat kontrasepsi ini adalah progestin tanpa adanya placebo.

Sementara pil kombinasi terdiri dari tiga subtipe utama :
  • Pil Monophasic memiliki jumlah hormon yang sama di seluruh 21 pil. Pil ini paling sering diresepkan karena sangat sederhana dalam penggunaan--memiliki warna yang sama, dan jika anda lupa meminumnya satu hari saja, anda dapat meminum double dosis pada hari berikutnya. 
  • Pil Biphasic, sebagai pengganti bagi obat yang memiliki dua kadar hormon yang berbeda dan memiliki kadar hormon lebih rendah secara keseluruhan.
  • Triphasic pil pengganti untuk obat yang memiliki tiga kadar hormon yang berbeda.
Keseluruhan tipe kombinasi ini terdiri dari 21 pil yang mengandung estrogen sintesis yaitu ethinyl estradiol, tapi bervariasi dalam jenis progestin yang mereka gunakan. Perbedaan yang mendasar adalah pada beberapa wanita mengalami efek samping yang tidak menyenangkan ketika mengkonsumsi pil monophasic tapi tidak pada pil biphasic atau triphasic. 

Jenis pil lain adalah yang ada dalam bentuk extended-release yaitu sebuah pil yang pelepasan zat aktifnya dalam tubuh diperpanjang sehingga bisa mengurangi resiko lupa minum obat atau bosan.

Peresepan jenis pil ini biasanya sangat berguna untuk wanita yang menderita sakit setiap datang bulan. Pil ini  lebih efektif daripada pil kombinasi dan lebih baik dalam mengobati beberapa gangguan seperti kista jinak, endometriosis, dan PMDD.

Selain mencegah kehamilan, pil KB dapat menyebabkan berbagai macam efek samping yang bisa bersifat positif atau negatif. Efek samping yang paling umum adalah timbulnya perdarahan atau bercak yang timbul selama aktif mengkonsumsi pil KB. Hal ini terjadi karena adanya perubahan tingkat hormon, dimana tubuh perempuan kebanyakan menyesuaikan diri setelah beberapa bulan mengkonsumsi pil ini. Efek samping lain yang umum terjadi ada juga sakit kepala, mual, payudara nyeri, jerawat, penurunan libido, depresi dan berat badan turun. Kebanyakan gejala ini terjadi karena kandungan estrogen dalam pil. Keadaan ini bisa saja menghilang setelah beberapa waktu mengkonsumsi pil KB, tetapi jika mereka terus saja mengalami efek samping, sangat perlu bagi anda untuk beralih ke formulasi yang berbeda.

Beberapa resiko yang lebih serius meskipun jarang terjadi adalah tekanan darah tinggi, penggumpalan darah, stroke, serangan jantung, tumor hati dan batu empedu. Seorang wanita akan lebih beresiko untuk mengalami efek samping jika memiliki kondisi seperti : kelebihan berat badan, berusia lebih dari 35 tahun, merokok, memiliki diabetes atau sudah memiliki tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi.

Setelah mengetahui jenis, cara kerja dan efek samping di akibatkan mengkonsumsi obat ini, apakah yang anda putuskan?






0 komentar:

Posting Komentar